HARIAN PONOROGO – Warga Desa Ngadirojo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, kini hidup dalam kekhawatiran yang mendalam akibat pencemaran limbah kotoran sapi di Sungai Keyang.
Limbah yang diduga berasal dari sentra sapi perah di Kecamatan Pudak ini telah menciptakan penumpukan yang signifikan.
Pasalnya, diperkirakan setiap hari sebanyak 110 ton kotoran sapi diduga dibuang di sungai
Arif Santoso, warga setempat, mengatakan bahwa selain mengubah warna air menjadi keruh dan kehijauan, saat musim hujan aroma dari limbah kotoran sapi sangat mengganggu aktivitas warga di tepian sungai yang menjadi bagian Waduk Bendo.
“Aromanya sangat menyengat, apalagi saat musim hujan. Air sungai juga menjadi keruh dan hijau. Kami jadi tidak nyaman beraktivitas di sini,” kata Arif, Selasa (28/11/2023).
Pujiana, seorang aktivis lingkungan hidup menuturkan, pihaknya telah berupaya mengatasi masalah ini sejak tahun 2012,
Ia mengungkapkan kekecewaannya terhadap kurangnya respons dari instansi terkait.
“Dampak nyata dari pencemaran limbah kotoran sapi ini, jika musim penghujan aromanya sangat luar biasa dan jika dibiarkan maka bisa membuat pendangkalan Waduk Bendo” ungkapnya
Pujiana berharap respons yang konkret dan tindakan nyata dari dinas terkait bisa segera dilakukan untuk mendorong pemulihan Sungai Keyang.
“Kami mendesak dinas terkait untuk segera mengambil tindakan nyata untuk mengatasi pencemaran Sungai Keyang. Sungai ini merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat di sini,” kata Pujiana.
Pencemaran Sungai Keyang oleh kotoran sapi ini bukan kali pertama terjadi.
Sebelumnya, pada tahun 2012, pencemaran serupa juga pernah terjadi. Namun, hingga saat ini, masalah tersebut belum terselesaikan.