HARIAN PONOROGO – Memburuknya Sungai keyang di Desa Ngadirojo, Sooko akibat limbah kotoran sapi peternak di Kecamatan Pudak yang sudah terjadi selama bertahun tahun silam belum mendapatkan solusi kongkret dari instansi terkait
Kepala DLH Ponorogo Gulang Winarno mengatakan pihaknya telah berupaya menangani kasus ini dengan berbagai cara, di antaranya sosialisasi pengurangan limbah dengan cara diolah menjadi biogas.
“Sungai itu tercemar sekali dengan limbah kotoran hewan, salah satunya air terjun yang sangat bau sekali” kata Gulang kepada wartawan, Rabu (29/11/2023).
Menurut Gulang, sudah ada 22 biogas bantuan dari Pemerintah pusat maupun Pemkab untuk digunakan masyarakat Pudak. Namun, bantuan itu dirasa kurang memadai karena tidak sebanding dengan jumlah 12 ribu ekor sapi.
” kita sudah berusaha limbah tersebut dapat dikurangi dengan menjadikannya biogas dan telah disampaikan ke Masyarakat, Harapan kami bisa mengurangi limbah kotoran sapi,” ujar Gulang.
Idealnya, lanjut Gulang, ada sekitar 500 hingga 700 biogas yang disediakan di Pudak. Pihaknya juga akan melakukan komunikasi dengan Industri Pengolahan Susu (IPS) untuk penanganan masalah kotoran sapi.
“IPS kan pembina peternak sapi, jadi biar mereka tidak hanya mengambil keuntungan saja tapi juga dengan bijak mengolah limbah kotorannya,” imbuhnya.
Gulang mengakui bahwa pencemaran limbah kotoran sapi di Sungai Keyang ini merugikan banyak pihak. Tidak hanya sungai yang keruh dan berbau, tetapi juga merusak ekosistem yang ada di sepanjang aliran sungai.
“untuk kebutuhan minum ternak sangat buruk buat perkembangan jika air Sungai diminum,” pungkas Kadis LH Ponorogo tersebut