Harian Ponorogo – Hujan lebat di sejumlah titik di Kawasan Bumi Reog tampaknya belum berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi kekeringan yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur
Data yang dihimpun oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo hingga Kamis (16/11) tercatat bahwa 15 dusun di 13 desa masih mengalami kesulitan air bersih.
Lebih dari seribu kepala keluarga atau sebanyak 1.150 KK dengan jumlah jiwa mencapai 4.312 orang terdampak krisis air tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Ponorogo, Masun, empat wilayah baru tercatat terdampak kemarau pada tahun ini, termasuk Dusun Platang di Desa Krebet dan Dusun Sidowayah Desa Sidoharjo di Kecamatan Jambon.
Kondisi semakin memprihatinkan dengan munculnya dua wilayah lainnya yang terkena dampak kekeringan, yaitu Dusun/Desa Pangkal, Sawoo, dan Dusun Lakakan, Desa Belang, Kecamatan Bungkal.
“Dusun Lakakan baru mengajukan permintaan air bersih pada 11 November lalu, dan kami telah mengirimkan pasokan air dua kali dalam seminggu,” ungkap Masun.
Meskipun hujan sudah mulai turun di sejumlah wilayah, Masun memperingatkan bahwa warga terdampak kemungkinan masih membutuhkan pasokan air bersih.
Bahkan, proyeksi ke depan menyebutkan bahwa kebutuhan tersebut dapat meningkat, terutama dengan perkiraan hujan merata yang diantisipasi pada dasarian kedua Desember mendatang.
“Saat ini, kami telah mengirimkan total 210 ribu liter air bersih setiap pekan, namun, distribusi sulit karena keterbatasan tiga truk tangki yang dimiliki BPBD,” jelas Masun.
Kendaraan tersebut harus melewati rute yang cukup sulit dan memakan waktu lama karena sebagian besar wilayah kekeringan berada di pegunungan dan daerah terjal.
Situasi ini semakin rumit dengan kendala operasional truk pengadaan tahun 2016 yang sering mengalami masalah teknis, seperti ban aus dan kopling bermasalah.
Untuk mengatasi kendala tersebut, Masun mengapresiasi bantuan satu kendaraan dari Palang Merah Indonesia (PMI) yang ikut membantu dalam operasional dropping air bersih.
Dengan adanya bantuan ini, total empat kendaraan kini dapat beroperasi, meskipun tantangan logistik masih menjadi pekerjaan rumah yang harus dihadapi oleh pihak terkait.