HARIAN PONOROGO – Dedikasi seorang guru tidak hanya terbatas pada ruang kelas, tetapi juga mencakup perhatian terhadap perkembangan dan kepedulian terhadap siswa di luar lingkungan sekolah.
Hal ini dibuktikan oleh Tarmin, seorang guru di SMK Negeri 2 Ponorogo yang telah mendirikan asrama dan rumah singgah untuk membantu masyarakat yang kurang mampu.
Tarmin mengatakan bahwa ia tergerak untuk mendirikan asrama dan rumah singgah setelah melihat banyaknya siswa SMK Negeri 2 Ponorogo yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Ia ingin membantu para siswa tersebut agar tetap bisa melanjutkan pendidikannya tanpa terkendala biaya.
“Saya rela menyisihkan sebagian dari gaji saya untuk menyewa sebuah rumah di Jalan Anjani Segading, Ponorogo. Rumah ini kemudian saya jadikan asrama dan rumah singgah,” kata Tarmin.
Asrama yang diberi nama Griya Amanah ini dapat menampung hingga 10 orang siswa. Selain itu, rumah singgah yang terletak di sebelah asrama juga dapat menampung hingga 5 orang pasien dan pendamping yang kurang mampu yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit rujukan di Ponorogo.
Tarmin mengatakan bahwa di asrama Griya Amanah, para siswa tidak hanya diberikan tempat tinggal, tetapi juga diberikan bekal ketrampilan kecakapan hidup melalui kegiatan bercocok tanam aneka buah dan sayuran.
“Program bertanam ini bukan sekadar aktifitas dibidang pertanian, tetapi sarana untuk mengajarkan anak-anak tentang kepedulian sosial. Hasil panennya tidak hanya dinikmati oleh mereka, tetapi juga dibagikan kepada tetangga dan siapa saja yang membutuhkan,” terangnya.
Tarmin berharap bahwa apa yang dilakukannya dapat memberikan bekal ketrampilan dan kecakapan hidup kepada para siswa, dengan harapan bisa berguna nanti di masa depan mereka sendiri.
“Saya ingin mereka menjadi anak-anak yang tangguh dan peduli terhadap sesama,” pungkasnya.
Kisah Tarmin ini patut menjadi inspirasi bagi kita semua untuk memberikan kontribusi positif untuk masyarakat di sekitar kita.