HARIAN PONOROGO – Jalan Gajah Mada di Ponorogo, Jawa Timur, yang telah di-face off menjadi pedestrian, kini mengalami kemacetan.
Hal ini disebabkan lebar jalan yang menyempit, sehingga tidak sebanding dengan volume kendaraan yang melintas.
Kemacetan di Jalan Gajah Mada kerap terjadi pada jam-jam sibuk, seperti pagi dan sore hari.
Penumpukan kendaraan terjadi di sekitar perempatan Tonatan dan perempatan Kumbokarno.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko berencana menerapkan sistem one way di Jalan Gajah Mada.
Sistem one way ini akan diterapkan dari timur ke barat, mulai dari perempatan Tonatan hingga perempatan Kumbokarno.
“Rencananya one way dari timur ke barat nyambung dengan Jalan Jendsud (Jenderal Sudirman, Red),” kata Kang Giri, sapaan akrab Sugiri Sancoko, kepada harianponorogo.com
Kang Giri mengatakan, wacana penerapan one way di Jalan Gajah Mada telah diinstruksikan ke Dinas Perhubungan (Dishub).
Bersama Satlantas Polres Ponorogo, Dishub tengah melakukan kajian perubahan arus lalin di Jalan Gajah Mada.
Kajian tersebut meliputi penentuan arah laju kendaraan, serta mempertimbangkan berbagai dampak risiko yang ditimbulkan akibat penyempitan lebar jalan.
“Saat ini masih dalam tahap pembahasan,” ujar Kang Giri.
Selain Jalan Gajah Mada, rencananya sistem one way juga akan diterapkan di Jalan Ahmad Dahlan dan Jalan Sultan Agung.
Jalan Ahmad Dahlan akan berubah satu jalur dari barat ke timur, sedangkan Jalan Sultan Agung akan berubah satu jalur dari utara ke selatan.
“Jadi nanti berubah lingkar delapan, mulai dari Ursum ke Ahmad Dahlan, Sultan Agung, Jendsud semuanya satu rute,” jelas Kang Giri.
Namun, penerapan sistem one way di Jalan Ahmad Dahlan dan Jalan Sultan Agung masih menunggu perbaikan median jalan.
Perbaikan tersebut ditargetkan selesai pada tahun ini.