PONOROGO — Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) Republik Indonesia meninjau sejumlah lokasi di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, untuk pembangunan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Keberadaan dapur ini ditujukan untuk mendukung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa, terutama di wilayah pelosok.
Tiga kecamatan yang menjadi fokus kunjungan tim BP Taskin, Sabtu (3/5/2025), yakni Sooko, Pudak, dan Pulung.
Wilayah tersebut dinilai memerlukan percepatan penyediaan layanan dapur MBG agar siswa di daerah terpencil juga mendapatkan hak yang setara dalam pemenuhan gizi.
Wakil Kepala I BP Taskin RI, Nanik S Deyang, mengatakan bahwa hasil peninjauan akan dilaporkan dan direkomendasikan kepada Badan Gizi Nasional (BGN) untuk segera diterbitkan izin pendirian dapur.
Ia menilai, Ponorogo masih membutuhkan tambahan dapur SPPG karena baru memiliki satu dapur dengan kapasitas produksi 3.000 porsi per hari.
“Kami menyasar wilayah-wilayah miskin dan pinggiran. Ponorogo dipilih karena belum banyak memiliki kerja sama antar-lembaga, berbeda dengan daerah lain yang sudah bekerja sama dengan yayasan atau mampu mandiri,” ujar Nanik.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, menegaskan bahwa pemilihan tiga lokasi tersebut tidak semata-mata karena faktor kemiskinan.
Namun, langkah itu diambil sebagai bentuk pemerataan pelayanan. Ia berharap, pembangunan dapur di wilayah pinggiran bisa mempercepat distribusi makanan bergizi kepada siswa yang tinggal jauh dari pusat kota.
“Kami ingin program ini berkeadilan. Untuk itu, wilayah luar kota kami prioritaskan lebih dulu. Terima kasih kepada BP Taskin atas dukungannya,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Ponorogo, lanjut Sugiri, siap menyediakan lahan untuk pembangunan dapur, termasuk memanfaatkan lahan bengkok atau tanah kas desa. Kapasitas dapur pun akan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
“Tidak harus 3.000 porsi per dapur. Kalau sekolah-sekolah di sekitar hanya membutuhkan 500 porsi, itu juga sudah cukup,” kata Sugiri.