PONOROGO, Harian Ponorogo – Berjalan menyusuri jalan sempit di Gang 4, Kertosari, Kecamatan Babadan, Ponorogo, akan membawa Anda ke sebuah bangunan kokoh yang di balik pintunya menyimpan cerita inspiratif.
Di rumah itu, Aris Setiawan, seorang fotografer profesional dan konten kreator lokal, membagikan kisahnya kepada harianponorogo.com, sebuah perjalanan panjang penuh perjuangan, dari seorang pemuda biasa hingga sukses menekuni dunia fotografi yang kini menjadi profesinya.
Aris, yang memulai perjalanan fotografinya sejak tahun 2009, mengenang momen-momen awal ketika ia hanya bermodalkan kamera ponsel. “Awalnya cuma iseng, pakai HP buat foto-foto. Tapi dari situ mulai tertarik, dan akhirnya saya cicil kamera Nikon lama,” ungkap Aris sambil tersenyum mengenang masa-masa perjuangannya.
Kamera yang dibeli dengan susah payah itu menjadi pintu masuknya ke dunia fotografi yang lebih serius.
Keberanian Aris untuk terus belajar dan berlatih membawanya berkenalan dengan genre human interest, sebuah genre yang fokus pada potret kehidupan sehari-hari manusia.
Sejak saat itu, ia semakin tertarik untuk mendalami bidang ini. “Saya mulai sering motret orang-orang di sekitar, dan ternyata banyak yang suka. Lama-lama ada yang mulai pesan foto ke saya, dan tahun 2013 mulai banyak yang minta jasa fotografi saya,” tuturnya.
Tahun 2014 menjadi titik balik penting dalam karir Aris. Pesanan semakin banyak dan tuntutan pasar semakin besar, membuatnya harus lebih profesional dalam mengelola usahanya.
Namun, ia juga menyadari bahwa persaingan di dunia fotografi, khususnya di Ponorogo, kian ketat. “Studio foto di Ponorogo banyak sekali. Kalau kita nggak punya pembeda, ya susah untuk bertahan. Jadi, saya harus terus mencari strategi baru,” katanya tegas.
Salah satu strategi yang diterapkan Aris adalah menggabungkan kemampuannya di bidang fotografi dengan dunia konten digital. Ia mulai membuat konten kreatif yang menampilkan hasil-hasil karyanya, serta memperkenalkan jasa fotografinya melalui berbagai platform media sosial.
“Menjadi konten kreator itu penting, terutama untuk menjangkau semua kalangan. Lewat konten, orang bisa tahu apa yang kita kerjakan, dan itu membuat kita semakin dikenal, bukan hanya di Ponorogo tapi juga di luar daerah,” kata Aris dengan penuh semangat.
Perjalanan Aris Setiawan tak selalu mudah. Di tengah jalan, ia harus menghadapi berbagai rintangan, dari keterbatasan alat hingga persaingan yang semakin sengit.
Namun, semangatnya untuk terus belajar dan berinovasi membuatnya mampu bertahan dan berkembang di industri yang penuh dinamika ini. “Bertahan di profesi ini butuh perjuangan yang besar, apalagi dengan banyaknya kompetitor. Tapi saya percaya, selama kita punya strategi yang tepat dan terus berusaha, peluang akan selalu ada,” ujarnya mantap.
Kini, Aris Photo, studio foto yang berlokasi di Jalan Wonopringgo, Kertosari, Babadan, telah menjadi salah satu studio foto yang dikenal di Ponorogo. Aris bahkan telah merambah proyek-proyek fotografi di luar kota, membuktikan bahwa meski berasal dari kota kecil, ia mampu bersaing di tingkat nasional.
Kisah sukses Aris Setiawan adalah bukti nyata bahwa dengan kerja keras, ketekunan, dan keberanian untuk terus berinovasi, siapa pun bisa meraih mimpi mereka.
Aris telah membuktikan bahwa passion yang ditekuni dengan sepenuh hati dapat membuka jalan menuju kesuksesan yang lebih besar, meski harus dimulai dari langkah-langkah kecil.
Ketika ditanya mengenai rencana ke depan, Aris dengan antusias menjawab bahwa ia ingin terus berkembang, tidak hanya sebagai fotografer, tetapi juga sebagai konten kreator yang mampu menginspirasi orang lain.
“Saya ingin berbagi ilmu, mengajak anak muda Ponorogo untuk berani bermimpi besar dan mewujudkannya. Apa pun latar belakang kita, asal kita berusaha dan terus berinovasi, kita pasti bisa sukses,” tutupnya.
Dari lensa kecil di ponsel hingga kamera profesional, perjalanan Aris Setiawan adalah cerita tentang mimpi yang diraih dengan kegigihan dan inovasi, sebuah kisah zero to hero yang menginspirasi banyak orang, terutama para anak muda di Ponorogo.