PONOROGO — Sebanyak 461 warga Kabupaten Ponorogo akan menunaikan ibadah haji tahun ini.
Mereka dilepas secara resmi dalam acara pamitan di Pendopo Agung Kabupaten Ponorogo, Jumat (2/5/2025).
Para jemaah akan berangkat menuju Asrama Haji Sukolilo, Surabaya pada 16 Mei mendatang dan terbang ke Tanah Suci keesokan harinya.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Ponorogo, Moch. Nurul Huda, menyampaikan bahwa ratusan jemaah haji itu terbagi dalam dua kelompok terbang (kloter), yakni kloter 52 dan 53.
Kloter 52 akan bergabung dengan jemaah dari Kota Madiun, Magetan, dan Sidoarjo, sementara kloter 53 diisi seluruhnya oleh jemaah asal Ponorogo.
“Kloter 52 dijadwalkan masuk asrama haji pukul 20.15 WIB dan terbang ke Makkah pada jam yang sama tanggal 17 Mei. Sedangkan kloter 53 masuk asrama pukul 21.00 dan akan berangkat pukul 23.40 WIB,” ujar Nurul Huda.
Dari total jemaah, empat orang merupakan petugas kloter dan dua orang berasal dari Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD).
Keberangkatan tahun ini masuk dalam gelombang dua, sehingga para jemaah akan langsung menuju Makkah tanpa singgah di Madinah terlebih dahulu.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, turut hadir dalam prosesi pamitan. Ia mengaku haru menyaksikan semangat ratusan warganya yang siap menunaikan rukun Islam kelima tersebut.
Dalam pesannya, Sugiri menekankan pentingnya kebersamaan dan gotong royong selama menjalankan ibadah haji.
“Saya titip kepada yang muda agar membantu yang sepuh. Di tanah suci, kebersamaan itu sangat penting, bahkan dalam hal-hal kecil seperti saat ke kamar mandi,” ucapnya.
Tak lupa, ia juga meminta para jemaah untuk menyempatkan mendoakan Kabupaten Ponorogo agar menjadi daerah yang hebat, masyarakatnya sehat, serta dijauhkan dari bencana.
“Selamat jalan, semoga berangkat dan pulang dalam keadaan sehat, serta menyandang predikat haji mabrur dan mabruroh,” tuturnya.
Di antara jemaah, tercatat nama Habna Tsabita Fitri (18), warga Tonatan, sebagai jemaah termuda.
Sementara jemaah tertua adalah Misringah (90), warga Kecamatan Sukorejo. Keikutsertaan keduanya menggambarkan betapa ibadah haji menjadi cita-cita lintas generasi bagi umat Muslim di Bumi Reog