PONOROGO — Tidak ada kata terlambat untuk mewujudkan mimpi.
Di usianya yang menginjak 90 tahun, Misringah, seorang lansia asal Desa Gandukepuh, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo, akhirnya akan berangkat menunaikan ibadah haji.
Ia menjadi calon jamaah haji tertua dari Kabupaten Ponorogo tahun ini.
Selama puluhan tahun, Misringah menjalani hidup sederhana dengan menjajakan asam jawa di pasar tradisional.
Hasil jerih payahnya ia sisihkan sedikit demi sedikit, bukan hanya dalam bentuk tabungan, tetapi juga emas perhiasan yang ia kumpulkan agar nilainya tetap terjaga.
Semua itu demi satu cita-cita: menjejakkan kaki di Tanah Suci.
“Saya ingin haji sejak muda. Tapi baru bisa daftar setelah kumpulkan perhiasan. Yang penting satu cincin ini saya simpan, kenang-kenangan,” ucap Misringah sambil tersenyum, memperlihatkan cincin emas tipis yang melingkar di jari manisnya.
Misringah mendaftarkan diri sebagai calon haji pada 2019.
Sejak itu, ia terus menjaga kesehatan dan memperkuat tekad meski fisiknya kian renta. Tongkat kayu menjadi teman setianya dalam setiap langkah.
Rasa haru menyelimuti keluarga. Mujiati, anak bungsu Misringah, akan mendampingi ibunya dalam perjalanan ke Makkah.
“Ini impian Ibu sejak dulu. Kami bersyukur bisa menemaninya,” kata Mujiati.
Misringah dijadwalkan berangkat bersama rombongan jamaah calon haji dari Ponorogo pada 16 Mei mendatang.
Meski usia telah lanjut, semangatnya tak surut. Ia membawa lebih dari sekadar nama sebagai jamaah tertua, ia membawa cerita tentang keteguhan, kesabaran, dan cinta seorang ibu yang tak lekang waktu.