HARIAN PONOROGO – Ratusan warga terdampak tanah gerak di Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo akhirnya bisa bernafas lega.
Setelah belasan bulan lamanya tinggal di bangunan pengungsian milik Desa, warga akhirnya bisa menetap di bangunan semi permanen yang dibangunkan pemerintah Kabupaten Ponorogo bersama Pemprov Jawa Timur.
Sebanyak 42 Hunian sementara (Huntara) yang ditempati warga, diresmikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Kampung Indah Puncak (KIP) Sidomulyo Lungur Mojo.
Bangunan tersebut dibangun di kawasan perbukitan dengan pemandangan yang indah. Gubernur Khofifah berharap, selain menjadi hunian bagi warga terdampak bencana, tempat tersebut juga bisa menjadi destinasi wisata.
“Disini pemandangannya indah sekali, semoga nanti selain jadi hunian warga juga bisa menjadi tempat wisata,” ujar Khofifah.
Selain di Tumpuk, 14 huntara di Desa Bekiring, Pulung, juga selesai dibangun bersamaan. Khofifah berharap, kedua tempat tersebut bisa dimanfaatkan masyarakat untuk mendulang ekonomi. Misalnya, sebagai tempat camping atau desa wisata.
“Bisa juga dijadikan desa wisata atau industri, nanti Pemkab (Ponorogo, Red) bisa membantu,” jelasnya.
Gubernur Khofifah juga mengapresiasi kinerja Pemkab Ponorogo dalam menghidupi warga terdampak bencana. Baik Tagana, BPBD hingga Pemda setempat telah bekerja keras untuk menyediakan bahan makanan dan membantu proses pembangunan huntara rampung.
“Semoga menjadi ladang pahala bagi semuanya, perjuangan ini tidak akan sia-sia,” kata Khofifah.
Sementara itu, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menambahkan, setelah hunian dibangun, sejumlah pekerjaan masih menanti pemerintah daerah. Salah satunya, pihaknya bakal memastikan para warga relokasi tersebut mendapatkan ekonomi yang menunjang keseharian.
“Kedepan akan kami pikirkan, mungkin bisa dibantu ternak atau sebagainya,” tambah Sugiri.
Dengan selesainya pembangunan huntara, diharapkan warga terdampak bencana tanah gerak di Ponorogo bisa kembali menjalani kehidupan secara