BERITA PONOROGO – Rapat koordinasi pembahasan perubahan tugu pesilat menjadi tugu Pancasila sesuai arahan Bupati Ponorogo di Kecamatan Jenangan, Kabupaten Mataraman, Jawa Timur, berjalan cukup Alot
Dalam Rapat yang dihadiri Camat, Kapolsek hingga seluruh Kepala Desa se Kecamatan Jenangan, sejumlah Kepala Desa memprotes rencana tersebut dalam. Sejumlah kepala Desa menolak rencana tersebut yang dinilai tidak terlalu mendesak
Dalam rapat yang dilaksanakan di gedung pertemuan Kecamatan, Toni Ahmadi, Kepala Desa Jenangan, menuturkan bahwa perubahan tugu silat menjadi tugu Pancasila bukanlah hal yang mendesak mengingat di Desanya, kondusifitas dan keamanan selalu terjaga.
“Selama ini, Desa Jenangan cukup baik-baik saja dan aman sentosa, jadi menurut saya perubahan ini bukanlah sesuatu yang cukup mendesak,” jelas Toni.
Ia juga menegaskan bahwa pihaknya secara pribadi berharap bahwa proses perubahan tugu silat menjadi tugu Pancasila dipertimbangkan kembali.
“Saya secara pribadi tidak ingin tugu kebanggaan warga Desa Jenangan diganti dengan simbol yang lain,” jelasnya.
Sementara itu, Camat Jenangan, Sugeng Prasetyo, menuturkan bahwa sebagian Kepala Desa di kecamatan ini sudah setuju untuk mengikuti arahan Pemerintah Kabupaten terkait perubahan tugu silat menjadi tugu Pancasila.
Namun, masih ada sejumlah Desa yang belum setuju dan perlu didiskusikan lebih lanjut.
“Sebagian sudah menerima, sebagian lagi masih butuh diskusi lebih lanjut dengan pihak kepala desa,” jelas Sugeng
Ia menekankan bahwa di wilayah Jenangan, jumlah tugu yang akan diubah menjadi 36 titik. Lima diantaranya akan segera dilakukan pada tahun 2024 mendatang.
“Sebenarnya ada 36 titik, namun kami mengikuti perkembangan wilayah. Sementara itu, lima titik dan dua titik diantaranya sudah dieksekusi,” jelasnya.
Sugeng berharap, langkah Pemerintah Kabupaten untuk mengubah tugu silat menjadi tugu Pancasila dapat diterima semua masyarakat di wilayah Jenangan.
“Kami berharap, semua pihak dapat memahami dan mendukung langkah pemerintah kabupaten ini,” pungkasnya.