Harian Ponorogo
Advertisement
  • Home
  • News
  • Budaya
  • Pendidikan
  • Kriminal
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Budaya
  • Pendidikan
  • Kriminal
No Result
View All Result
Harian Ponorogo
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Budaya
  • Pendidikan
  • Kriminal
Home Budaya

Menyusuri Jejak Garesan: Kesenian Bela Diri yang Merupakan Warisan Berharga Ponorogo

Seni Bela Diri garesan

Redaksi by Redaksi
18 November 2023
in Budaya
Menyusuri Jejak Garesan: Kesenian Bela Diri yang Merupakan Warisan Berharga Ponorogo

Bela Diri Adu Tulang Kering (instagram)

189
SHARES
1.5k
VIEWS

HARIAN PONOROGO – Dalam lembaran sejarah Ponorogo yang kaya akan tradisi, terdapat sebuah kesenian bela diri fisik yang pernah menjadi kebanggaan masyarakat pada masa lalu, dikenal sebagai garesan atau adu tulang kering.

Kesenian ini, yang dahulu menduduki tingkatan tertinggi dalam dunia bela diri Ponorogo, kini hanya tinggal kenangan yang mengingatkan kita akan keberanian dan kekuatan fisik para warok di masa lalu.

Baca Juga

Death’s Game: Drama Thriller Korea Terbaru yang Mengisahkan Reinkarnasi

Ponorogo, Kota Reog yang Kaya Akan Mitos Mistis

Menurut Babad Ponorogo, buku sejarah karya Purwowijoyo, garesan bukan semata teknik latihan fisik, melainkan sebuah warisan berharga dari para murid Ki Ageng Kutu Suryongalam.

Dalam praktiknya, garesan melibatkan dua orang yang beradu kekuatan fisik untuk menunjukkan siapa yang memiliki kuda-kuda paling kuat.

Dulu, garesan merupakan bagian penting dari dunia bela diri Ponorogo, namun kini kesenian ini telah mengalami kemunduran yang signifikan. Salah satu faktor yang menyebabkan punahnya garesan adalah risiko bahaya yang dianggap tinggi.

Teknik ini, yang melibatkan kontak fisik antara tulang kering yang keras, dinilai memiliki potensi cedera yang berbahaya bagi para pesertanya.

Dalam bentuk perhelatan kesenian garesan, para peserta melibatkan serangan dengan posisi miring untuk mengarah pada bagian betis lawan.

Meski disebut adu tulang kering, peraduan ini tidak melibatkan benturan langsung, melainkan serangan bergantian terhadap betis lawan. Pada masanya, garesan dilakukan di arena yang luas, terbuka, dan jauh dari keramaian jalan umum.

Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh remaja dan dewasa laki-laki karena dianggap berisiko bagi fisik.

Zaman dulu menuntut para warok atau murid untuk mencapai beberapa tingkatan dalam dunia bela diri sebelum masuk ke garesan.

Mulai dari teknik pukulan atau jotos, kemudian dilanjutkan dengan sorogompo atau gulat, serta teknik tali kendil. Baru setelah itu, peserta dapat masuk pada tingkat ground fighting atau dikenal dengan istilah gulung gemak.

Namun, seiring berjalannya waktu, masyarakat Ponorogo secara perlahan meninggalkan kesenian garesan dan tidak mempraktekkannya lagi hingga saat ini.

Meskipun pernah menjadi bagian penting dari sejarah bela diri Ponorogo, garesan kini hanya tinggal kenangan, mengingatkan kita akan keberanian dan kekuatan fisik yang pernah dimiliki oleh para warok di masa lalu.

Sebuah jejak berharga yang patut dijaga agar tidak pudar ditelan derasnya arus waktu.

 

 

Tags: bea diriGaresanponorogo

Post Terkait

Death’s Game: Drama Thriller Korea Terbaru yang Mengisahkan Reinkarnasi
Budaya

Death’s Game: Drama Thriller Korea Terbaru yang Mengisahkan Reinkarnasi

16 December 2023
Ponorogo, Kota Reog yang Kaya Akan Mitos Mistis
Budaya

Ponorogo, Kota Reog yang Kaya Akan Mitos Mistis

30 November 2023
Guyon Waton Siap Goyang Di Ponorogo Music Fest
Budaya

Guyon Waton Siap Goyang Di Ponorogo Music Fest

19 November 2023
Label Fesyen Asal Australia Pamerkan Koleksi Ramah Lingkungan Terinspirasi Budaya Suku Aborigin di JFW 2024
Budaya

Label Fesyen Asal Australia Pamerkan Koleksi Ramah Lingkungan Terinspirasi Budaya Suku Aborigin di JFW 2024

3 November 2023
Pentas Seni Gambuh Buddha Kecapi, Seni dan Budaya Bali Berusia Ratusan Tahun
Budaya

Pentas Seni Gambuh Buddha Kecapi, Seni dan Budaya Bali Berusia Ratusan Tahun

3 November 2023
Mengulik Budaya Lokal Uni Emirat Arab di SMCCU Dubai, Salah Satunya Ide Desain Bangunan untuk Dinginkan Ruangan
Budaya

Mengulik Budaya Lokal Uni Emirat Arab di SMCCU Dubai, Salah Satunya Ide Desain Bangunan untuk Dinginkan Ruangan

3 November 2023

Berita Populer

  • Nenek 70 Tahun Tewas Tertabrak saat Menyebrang di Ponorogo

    Nenek 70 Tahun Tewas Tertabrak saat Menyebrang di Ponorogo

    266 shares
    Share 106 Tweet 67
  • Ponorogo: Pengawas Proyek Jalan Kesugihan-Jenangan Ditahan

    214 shares
    Share 86 Tweet 54
  • Terungkap! Pengemis Asal Jombang Ternyata Tinggal di Hotel Ponorogo

    208 shares
    Share 83 Tweet 52
  • Ponorogo, Kota Reog yang Kaya Akan Mitos Mistis

    205 shares
    Share 82 Tweet 51
  • Pengendara Motor Di Ponorogo Kritis Usai Hindari Lubang Dan Tabrak Mobil

    202 shares
    Share 81 Tweet 51
  • Breaking News: Pemkab Ponorogo Ambil Langkah Tegas Atasi Pengamen

    199 shares
    Share 80 Tweet 50
  • Redaksi
  • Kontak
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

© 2023 Harian Ponorogo – All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Budaya
  • Pendidikan
  • Kriminal

© 2023 Harian Ponorogo

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist