HARIAN PONOROGO – Dalam upaya memerangi angka stunting, puluhan tenaga kesehatan (Nakes), kader posyandu, dan kader PKK di kaki gunung Beruk Ponorogo telah mengikuti pelatihan ASI eksklusif di Kantor Desa Karangpatihan.
Pelatihan ini, dihadiri oleh narasumber dari Dinas Kesehatan Ponorogo dan komunitas Lactasahre, menyajikan informasi berharga tentang pentingnya ASI eksklusif.
Menurut Lis Suwarni, Sub Koordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Ponorogo, wilayah Kecamatan Balong, termasuk Desa Karangpatihan, telah berhasil menurunkan status daerah darurat stunting.
Namun, upaya edukasi terus diperkuat untuk mencegah kembali meningkatnya kasus stunting.
“Meskipun bukan daerah dengan angka stunting tinggi, kami tetap fokus pada edukasi kader posyandu untuk menjaga masyarakat tetap bebas dari stunting,” ungkap Lis Suwarni, Minggu (3/12)
Eko Mulyani, Kepala Desa Karangpatihan, mengungkapkan bahwa desanya telah bergerak sejak tahun 2014 untuk melawan masalah gizi buruk dan stunting.
“Sejak 2014, sebelum stunting jadi isu utama, kami sudah aktif mencegah gizi buruk. Saat ini, prioritas utama desa kami adalah memastikan setiap bayi mendapatkan ASI eksklusif,” kata Eko Mulyani.
Dalam pelatihan tersebut, peserta tidak hanya mendapatkan teori tentang pentingnya ASI eksklusif, tetapi manfaat besar dari pelatihan tersebut.
“Pelatihan ini memberikan wawasan baru. Saya jadi paham pentingnya ASI eksklusif dan cara menyusui yang benar,” ujar Sarmi.
Diharapkan bahwa pelatihan ini akan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif sebagai langkah konkret dalam mencegah kasus stunting di Ponorogo.