HARIAN PONOROGO – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun, Jawa Timur, mencatat inflasi sebesar 0,48 persen pada November 2023. Inflasi ini lebih tinggi dibandingkan inflasi Jawa Timur yang sebesar 0,31 persen, dan nasional yang sebesar 0,38 persen.
Kepala BPS Kota Madiun Abdul Azis mengatakan, kenaikan harga cabai rawit menjadi penyebab utama inflasi di Kota Madiun pada November 2023. Harga cabai rawit pada November 2023 mencapai Rp100.000 per kilogram, naik 60,72 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
“Kenaikan harga cabai rawit ini memberikan andil sebesar 0,25 persen terhadap inflasi di Kota Madiun,” kata Abdul Azis dalam keterangannya, Senin (4/7).
Selain cabai rawit, harga beras juga turut mendorong inflasi di Kota Madiun. Harga beras pada November 2023 mencapai Rp11.000 per kilogram, naik 2,49 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
“Kenaikan harga cabai rawit dan beras ini berdampak pada daya beli masyarakat,” kata Abdul Azis.
Kenaikan harga cabai rawit juga berdampak pada keberlangsungan usaha warung makan dan produsen sambal pecel di Kota Madiun. Mereka harus bisa mencari cara agar harga produknya tetap terjangkau, namun tidak menurunkan kualitas yang dihasilkan.
Selain cabai rawit dan beras, terdapat sejumlah komoditas lain yang juga mengalami inflasi pada November 2023 di Kota Madiun, di antaranya rokok kretek, bawang merah, gula pasir, dan telur ayam ras.
Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi, di antaranya harga bensin, tarif KA, ayam hidup, daging ayam ras, minyak goreng, tomat, tempe, serta bawang putih dan daging sapi.