HARIAN PONOROGO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo menemukan tiga dari enam alat pendeteksi banjir (early warning system/EWS) di wilayahnya mengalami masalah.
Tiga EWS yang bermasalah tersebut berada di Sungai Tempuran di Kecamatan Sukorejo, Sungai Ngampel di Kecamatan Balong, dan Sungai Gendol di Kecamatan Mlarak.
Kepala Pelaksana BPBD Ponorogo, Masun, menjelaskan bahwa masalah yang ditemukan pada EWS tersebut adalah lampu yang terpasang di atas sensor mati. Lampu ini berfungsi menyala terang saat air mengalami kenaikan.
“Dari enam EWS, ada tiga alat yang lampu emergensinya mati. Lampu ini berfungsi menyala terang saat air mengalami kenaikan,” jelas Masun.
Masun menegaskan, meski lampu mati, namun sensor ketinggian air yang berfungsi mendeteksi datangnya banjir masih berjalan normal.
“Dalam pemeriksaan, hanya lampunya mati sedangkan sistem lainnya normal termasuk sensor air,” jelasnya.
Masun mengatakan, pihaknya akan segera menyurati pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo terkait masalah tersebut. Selain itu, BPBD juga akan memanggil rekanan yang memasang EWS tersebut untuk segera memperbaiki lampu yang tidak berfungsi.
“Kami akan segera memanggil rekanan untuk memperbaiki lampu yang tidak berfungsi,” tegas Masun.
Masalah pada EWS di Ponorogo ini menjadi perhatian pemerintah daerah. BPBD Ponorogo berharap kendala tersebut dapat segera teratasi agar fungsi EWS sebagai alat pendeteksi banjir dapat berjalan optimal.